Kisah Tangan yang Tak Sampai

 Idealnya, ketika ada tetangga atau kerabat yang memerlukan bantuan, kita berada dalam kondisi siap membantu. Pengennya begitu. Seharusnya mah begitu adanya. Pas orang butuh bantuan kita masak-masak untuk acara yang agak besar, kita punya kelapangan waktu untuk membantu. Saat ada tetangga yang butuh ke dokter segera, kita bisa gercep mengantarkan. Apabila ada yang berkaitan dengan uang, pas ada yang butuh untuk bayar sekolahan, kita bisa aja bantuin. Langsung transfer ke sekolahnya.. aamiin.. semoga kelak bisa sampai ke titik itu. 


Hanya saja nyatanya saya masih jauhhh banget dari situasi ideal itu.


Ini kepikiran saat ngobrol dengan mama. Gegara ada yang kita anggap kok rada kebablasan. Sekali dua kali dibantu tapi kesininya malah jadi merugikan kita. Hiks.. Kadang sampai di tahap kita speechless ngga tahu lagi mau komen apa. Padahal sebenarnya kita juga ada saat lagi ngos ngosan. Apa kalanya saya meminta anak-anak bersabar jika keinginannya ditunda dulu. Atau kadang manyun ngga jelas gegara bingung nyari solusi. 


Setelah tuntas kami berdua mengalirkan rasa... Segala kekesalan dibahas bareng. Abis gimana, sejatinya saya dan mama terikat pengajaran almarhum Apa bahwa kami dilarang ngomongin orang. Tapi ya gitu. Kadang jika sudah sampai ubun-ubun gemesnya...dibahas juga jadinya. Tapi ya berdua saja. Dan konteksnya tidak memburukkan orang melainkan cari solusi. 


Solusi yang kami dapatkan di sesi misuh-misuh sore itu berupa diplomasi yang cerdas. Entah cerdas atau blak blakan itu namanya.. haha.. intinya sih keterbukaan informasi, engga berprasangka. Pun juga tidak mengharapkan apa-apa dari sesama manusia. 


Tapi meski senjata utama adalah berupa komunikasi produktif, kami dan mama sampai pada titik pemikiran lain. Bahwa mungkiin nih ya... Mungkin memang demikianlah semestinya kita ini. 


Pas orang butuh kita, kita pun berada dalam kondisi yang siap untuk membantu. 

Pas orang sedang gundah gulana, kita berada di titik yang siap membagikan kebahagiaan. 


Perkara sekarang belum sampai ke titik itu. Yaaa itu berarti masih banyak lagi yang perlu diperjuangkan. 

Bismillah.. 

Semoga Allah mampukan kami menjadi orang yang bermanfaat. Aamiin.. 

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga