Kisah Bahagia yang Tidak Tertukar

Dulu sekali saat masih kuliah, saya pernah ngobrolin tentang serunya dunia perkuliahan dengan mama. Persis saat itu pula seorang teman SD saya yang tidak melanjutkan kuliah lewat di depan rumah. Terus saya bilang ke mama, bahwa saya merasa kasihan pada teman itu karena tidak merasakan seperti apa warna warni dunia kuliah karena nasibnya kurang beruntung.

Mama terdiam sebentar dan berujar "Tapi kita kan ngga tau beruntungnya orang atau tidak, siapa tahu dia adalah orang yang berbahagia dengan kondisinya, kalimat barusan malah bisa dikategorikan sombong."

Saat itu saya tidak membantah mama, tapi di dalam hati saya teteup merasakan gelombang jumawa sebagai anak kuliah dan teteup kasian dengan teman yang tadi yang sehari-hari sibuk mengurus keluarganya.

Tahun-tahun lalu berlalu dan saya sudah bekerja di kota lain dan (masih) belum menikah. Saat saya pulang kampung, saya lalu bertemu dengan teman tadi dengan dua balita lucu menggemaskan. Teman saya tadi terlihat ceria, dia tampak lebih cantik sekarang dan jauh lebih teduh sikapnya. Di titik ini saya membatin bahwa dia memang lebih beruntung daripada saya.

Tadi pagi, di radio, dibahas tuh tentang gimana kalau di suatu ketika bertemu dengan teman lama yang nasibnya ga seberuntung kita. Apa kira-kira sikap kita padanya. Otomatis saya inget dong dengan pengalaman sendiri. Kepada momen jumawa yang membuat saya serasa melayang sepanjang hari. Duh bener-bener engga banget pemikiran saya waktu itu. 

Mama benar.. ada unsur sombong kala kita berucap bahwa orang lain engga seberuntung diri kita. Kan kita sendiri ngga tau seperti apa kehidupan orang lain. Begitu juga sebaliknya, saat kita merasa kita tidak seberuntung orang lain, hentikan segera pemikiran itu, karena kita juga tidak tahu persis seperti apa kehidupan orang lain.

Trus gimana dong..
Ya gitu aja..  Senantiasa bersyukur dengan kehidupan sendiri dan hindari  menyimpulkan kondisi orang lain. Dan tentu saja penting adanya memiliki sikap empati dan kesediaan untuk selalu berbagi

Comments

Popular posts from this blog

life is never flat

17 Agustus bersama Playschooling Tomat

Cerita Ramadan 2024 - Hari Ketiga